Rabu, 04 Maret 2009

Profile Sekolah


Harapan of Piece of World

Harapan of Piece of World
Membias halus
Di depan mata
Indah tak terperi

Harapan of Piece of World
Berkilat lembut
membinar mata
Indah dimimpikan

Harapan of Piece of World
luntur perlahan
mengabur lewat ujung mata
nonsen hanya mimpi

Harapan of Piece of World
Dimanakah engkau
Kembalilah di depanku
Engkau selalu diharapkan

Harapan of Piece of World
Yeah! Sekarang kulihat
Berpendar dari mata-mata itu
walau secercah

Harapan of Piece of World
Menyembul perlahan
Dari mata-mata berpandangan bening
Orang-orang Gaza

Aku Tahu, Kau Takkan Menangis

Langitmu bergemerlap kemerah-merahan
Tapi bukan kembang api
Penuh garis-garis asap putih pekat
Meluncur turun ke tanahmu bagai cakar

Tembok-tembokmu telah turun dihantam mesiu
Hampir rata dengan tanah
Menjadi reruntuhan, menjelma kuburan
Menimbun sepi makhluk-makhlukmu yang malang

Bagaimanapun keadaanmu, penuh reruntuhan dan mayat
Engkau telah menang
Musuhmu telah kabur meninggalkanmu, mereka kehilangan harga diri
Sedangkan engkau, harga dirimu masih sediakala

Aku tahu, kau takkan menangis
Bangkit, terimalah uluran tanganku
Masa depanmu pasti kan cerah
Walaupun perjuanganmu masih panjang

Berdiri dan mulailah menapak, hadapi musuhmu lagi
Aku sekarang ada di belakangmu dan seterusnya
Tunjukkan sampai matipun kau kan terus bertahan
Atau mungkin sampai musuhmu punya malu

Aku Tahu, Kau Takkan Menangis

Langitmu bergemerlap kemerah-merahan
Tapi bukan kembang api
Penuh garis-garis asap putih pekat
Meluncur turun ke tanahmu bagai cakar

Tembok-tembokmu telah turun dihantam mesiu
Hampir rata dengan tanah
Menjadi reruntuhan, menjelma kuburan
Menimbun sepi makhluk-makhlukmu yang malang

Bagaimanapun keadaanmu, penuh reruntuhan dan mayat
Engkau telah menang
Musuhmu telah kabur meninggalkanmu, mereka kehilangan harga diri
Sedangkan engkau, harga dirimu masih sediakala

Aku tahu, kau takkan menangis
Bangkit, terimalah uluran tanganku
Masa depanmu pasti kan cerah
Walaupun perjuanganmu masih panjang
Berdiri dan mulailah menapak, hadapi musuhmu lagi

Aku sekarang ada di belakangmu dan seterusnya
Tunjukkan sampai matipun kau kan terus bertahan
Atau mungkin sampai musuhmu punya malu

Senin, 02 Maret 2009

Perang Gaza dan Pelanggaran HAM

HAM atau Humans Right, Hak Asasi Manusia di definisikan menurut Pasal 1 Angka 1 UU No 39/1999 sebagai seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan dan merupakan anugerah yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dilindungi negara, hukum, pemerintah, dan tiap orang, demi kehormatan, harkat, dan martabat manusia.
Perang Gaza telah berlalu dari hadapan kita. Perang 22 hari tersebut telah menyisakan banyak kesedihan dan penderitaan bagi manusia khususnya penduduk Gaza.

Jelas saja perang tersebut berbuah kesediahan dan penderitaan, di dalamnya HAM telah dilanggar dan ketidak seimbangan pun terjadi sehingga menghasilkan hal-hal yang negative bagi manusia itu sendiri.


Gaza yang paling merasakan kesenjangan itu. Israel telah melanggar hak-hak mereka. Tanpa alas an yang mengandung kebenaran sedikit pun Israel, malah membenarkan perbuatannya. Dan pada tanggal 3 Januari mereka menyerang Gaza.


Tercatat sebanyak lebih dari 1000 penduduk Gaza meninggal, lebih dari 4000 orang terluka dan infrastruktur senilai 2 milyar dolar US hancur. Sangat dahsyat dan mengerikan hanya dalam 22 hari.


Dari korban yang meninggal yang ribuan itu sepertiganya adalah para wanita dan anak-anak yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan perang. Sisanya dua pertiga belum jelas, walaupun pihak Israel menyatakan semuanya adalah anggota Hammas. Ada yang aneh apa memang semua laki-laki Gaza adalah anggota Hammas?


Dari korban luka-luka yang berjumlah 4000 orang sebahagian besar terluka parah dan beberapa lumpuh. Israel telah menggunakan senjata-senjata terlarang semi-pemusnah missal sehingga menimbulkan korban luka yang sangat banyak. Yang sebahagian besar hamper seluruhnya dipasok oleh Amerika. Salah satunya yang telah terbukti digunakan oleh militer Israel adalah white phosphorous, bom asap putih yang besuhu tinggi.


Infrastruktur yang hancur tidak sedikit, bias dibilang 60% telah rata dengan tanah. Buth banyak dana untuk memulihkannya sehingga bias kembali digunakan. Belum lagi air bersih yang semakin langka dan terputusnya aliran listrik.


Perang telah berakhir namun penduduk Gaza masih menderita. Hak asasi mereka tidak hanya dilanggar saat perang. Namun, setelah perang pun hak mereka masih terlanggar. Sehingga tidak bias disangkal lagi perang Gaza adalah tragedi pelanggaran kemanusian dan kejahatan perang yang dilakukan Israel.


Untuk itu termasuk hak asasi mereka sebagai manusia untuk mendapatkan uluran tangan dari kita semua. Apa lagi kita bangsa Indonesia yang mayoritas muslim dan terkenal memiliki kepedulian tinggi seharusnya lebih bisa membantu mereka karena seorang muslim dengan muslim lainnya adalah bersaudara.

Minggu, 01 Maret 2009

Sejarah Kelam Para Tokoh Israel

Israel Tembak Mati Wartawan di Gaza

Hamas Memenangkan Perang

Israel Terbukti Memakai White Phosphorous

Dukung Gaza, Palestina!

Belajar Dari Orang-Orang Gaza : Pesan Untuk Bangsa Indonesia

Kemerdekaan telah lama kita miliki, namun sepertinya dari tahun ke tahun arti kemerdekaan bagi diri kita semakin sempit dan sederhana. Semakin lama, kita semakin tidak menghargai kemerdekaan yang diberikan Allah lewat tanga-tangan berurat kakek-kakek kita. Padahal 17 Agustus 1945 itu belum lama, baru 63 tahun satu generasi pun belum.

Bagi kita arti kemerdekaan hanya jika kita bisa hidup tenag tidak terlihat perang dan perbudakan. Kemerdekaan bagi kita kini sebatas jika bisa makan tiga kali sehari. Sebegitukah sempitnya arti kemerdekaan bagi kita? Kemerdekaan tidaklah sesempit dan sesederhana yang kita kira. Kemerdekaan itu adalah harga diri, tak lain.

Harga diri, tak sesederhana kedengarannya. Ia memiliki arti yang luas dan global. Ya, kemerdekaan adalah harga diri. Kemerdekaan tidak selalu berarti senag. Mati pun bisa berarti, deritapun bisa berarti merdeka. Lihatlah para pahlawan yang gugur dan menderita demi harga diri bangsanya. Dan kemerdekaan tidak sama dengan kebebasan, independent isn’t same with freedom.

Sebelum 17 Agustus 1945 pun bangsa Indonesia telah merdeka, karena mereka dahulu telah memiliki harga diri. Mereka tidak pernah meyerah terus berjuang melawan para kumpeni-kumpeni penjajah menuntut hak mereka sebagai pribumi.

Namun kini, kalau tidak mau disebut merdeka, kita tidak sempurna merdeka. Kita tidak terlalu mementingkan harga diri yang mana adalah inti dari kemerdekaan. Kita tidak sadar kalau kumpeni-kumpeni itu datang kembali, namun, dengan penampilan dan cara yang berbeda. Kapitalis modern itulah namanya sekarang, tidak lagi membawa senjata dan berkendara perang.
Apa mungkin kenikamatan dan kebahagiaan yang telah kita rasakan semenjak 17 Agustus 1945 sampai detik ini telah membuat kita lupa akan arti kemerdekaan? Apakah kita terlena? Tidak juga! Siapa bilang kita selalu bahagia? Bukankah masih terdapat anak-anak busung lapar di pelosok bumi pertiw iniInagtkah masih terlihat para pengemis belia di perempatan lampu merah? Ingatkah antrian panjang jompo dan anak kecil membawa jerigen? Masih ingatkah dengan rumah-rumah seng dan papan di bantaran-bantaran sungai yang menghitam? Ingatkah dengan ribuan aksi tauran antara anak muda berseragam? PBB pun menyatakan bahwa 65% penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan.

Coba kita lihat Bangsa lain, mungkin kita bisa mengambil pelajaran dari mereka. Kita lihat bangsa Palestina khususnya penduduk Gaza. Mereka juga menderita seperti kita namun masih menjaga harga diri. Sulit dibayangkan bertahun-tahun mereka hidup terisolasi dikelilingi tembok beton yang tinggi dan tebal. Namun mereka bisa bertahan tidak menyerah begitu saja walau harus hidup menderita. Mereka terus melawan sampai hanya dengan batu walaupun harus dibalas dengan peluru. Tidak ada yang putus asa, mereka tegar dan sabar. Tidak ada yang menyalahkan takdir, karena mereka yakin kalau Allah tengah menguji mereka dan pasti akan menggantinya dengan kenikmatan yang lebih baik.

Penderitaan yang panjang tidak disadari telah membentuk jiwa penduduk Gaza menjadi jiwa yang tegar dan penuh cita-cita. Seharusnya kita memiliki jiwa tersebut, bayangkan berbagai musibah telah menimpa kita. Anehnya Hampir semua musibah tersebut disebabkan bangsa Indonesia sendiri dan juga oleh alam. Sepertinya tuhan telah marah kepada kita. Atau Dia hanya menegur kita agar kembali ke jalan yang benar. Entahlah…
Intinya kita bangsa Indonesia harus berintropeksi diri dan berhenti berorieantasi kepada dunia tapi berorientasi kepada akhirat. Bukankah dunia ini hanya sesaat sedangkan akhirat itu kekal? Satu bangsa di Jalur Gaza telah mebuktikannya di hadapan kita.

Balada Babi Kecil

Sebutan yang melecehkan
Tapi memang pantas
Memang terdengar bohong
Tapi sebenarnya benar

Babi kecil kedengarannya
Putra dari babi atau kera
Tidak usah dipermasalahkan
Mungkin keduanya, aneh memang

Babi kecil tiba di sebuah padang rumput
Mata kecilnya yang hampir tertelan pipi
Menatap sendu tapi jahat
Helai demi helai rumput

Hujan!

Babi kecil melenggak-lenggok
berjalan menghujam tanah
Menginjak rumput
Berputar-putar di tempat

Babi kecil tersenyum
Lumpur dibawah perutnya
Berkolam kecil
Penuh rumput mati berserpihan

Hujan!

Babi kecil melenggak-lenggok
Berjalan menghujam tanah
Menginjak rumput
Berputar-putar di tempat

Babi kecil tersenyum
Lumpur di bawah perutnya
Berkolam agak besar
Penuh rumput mati berserpihan

Hujan!

Melenggak-lenggok…
Berkolam besar…